Selasa, 20 April 2010

Ilmu Komunikasi / ads

Patokan dasar dalam merancang layout
Layout dalam suatu iklan tidak ubahnya sebuah blue print bangunan besar. Sebuah layout yang baik adalah layout yang mampu membuat pembacanya menilai produk yang ditawarkan merupakan produk bagus dan bukannya iklannya yang bagus. Beberapa patokan atau pedoman dasar untuk membuat atau merancang layout adalah sebagai berikut :
Unity ; layout yang berisi keseluruhan elemen iklan seperti headline, subheadline, illustrasi, logo dan slogan, teks dan kadang-kadang ditambah dengan formulir pembelian
Sequence ; urutan memberi petunjuk kepada pembaca untuk mengambil beberapa urutan perhatian pada variasi elemen dalam iklan.
Balance ; penempatan yang seimbang antara bidang iklan dengan biang lainnya baik antara bagian atas dengan bagian bawah maupun bagian samping kiri dan bagian samping kanan atau secara dasar menempatkan garis tengah yang seimbang (sepertiga atas dan dua pertiga bawah). The law of balance terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Formal balance : setiap item bentuk memiliki ukuran yang hampir sama. Formal balance menonjolkan kestabilan, gengsi dan bersifat serius
b. Informal balance ; setiap item bentuk tidak ada yang memiliki ukuran sama, namun ukuran bobot visualnya tetap seimbang.
Emphasis ; atau penekanan pada bagian-bagian yang pokok atau penting dari produk yang ditawarkan. Seperti pada produk sikat gigi maka penekananya pada bulu sikatnya atau iklan mobil penekananya pada mesinnya.
Propotion : karena surat kabar dan majalah berbentuk persegi panjang maka iklan selayaknya juga berbentuk persegi panjang sehingga terlihat proposional. Umumnya ukuran proposional membagi bagian atas dua pertiga atau tiga perempat dari keseluruhan halaman untuk foto sementara bagian lain seperti body copy, logo berada sepertiga atau seperempat di bawah.
Law of scale/ use contrast to stand out ; perpaduan antara warna gelap dan terang akan menghasilkan sesuatu yang kontras dan ini dapat digunakan untuk memberi tekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout.
Tipe/jenis layout
Poin a hingga g ini adalah patokan/prinsip utama yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat layout, maka jenis/tipe desain layout lebih merujuk pada komposisi penyusunan dalam suatu halaman/bidang iklan. Tipe layout tersebut adalah sebagai berikut :
c. Picture window ; adalah tipe layout yang lazim digunakan dengan dominasi pada unsur visual yang berkisar 60 hingga 70 persen dari keseluruhan area. Biasanya bentuk visual berada di bawah headline dan body copy sementara logo dan keterangan lain berada di bawah.
d. Mondrian ; mengambil nama pelukis Belanda Piet Mondrian yang berarti pembagian dua atau lebih bentuk persegi panjang dengan penggunaan bentuk garis dan batang secara tegas
e. Copy heavy ; adalah layout yang sebagain besar hanya diisi oleh tulisan dari naskah iklan suatu produk
f. Frame; penekanan headline atau body copy dengan membingkainya melalui tipe artwork. Bingkai bisa berupa garis sederhana atau berbagai variasi seni
g. Circus ; tipe ini menekankan pada beberapa elemen visual, headline yang tebal dan banyak warna. Tipe ini berkesan “ramai’ atau lebih menonjolkan pada suasana lucu dan gembira layaknya seorang badut dalam suatu circus.
h. Multipanel ; tipe ini adalah membagi halaman ke dalam beberapa persegi panjang namun tanpa ada batasan tegasb seperti tipe mondrial
i. Bigtype ; tipe ini mengedepankan headline sebagai pusat perhatian dalam iklan. Headline dibuat besar sehingga memungkinkan untuk diperhatikan.
j. Rebus; adalah tipe yang lebih menonjolkan gambar disamping kata-kata. Gambar ditampilkan mewakili kata-kata dalam uraian naskah.
k. Alphabet inspired ; pengturan tata letak yang mengikuti alur bentuk huruf dalam alpahabet seperti huruf T, X atau I

Posisi dan ruang iklan
Ada beberapa variasi penggunaan ruang dalam desain layout media cetak. Secara umum ruang iklan dalam media cetak dapat berupa satu halaman penuh atau pembagian secara proposional dari satu halaman (1/2, ¼, dua kolom atau 1 kolom). Berikut beberapa variasi posisi penempatan iklan dalam satu halaman.

Format layout
Bila tipe adalah aplikasi dalam mengolah bidang atau halaman maka format layout adalah klasifikasi dalam hal menempatkan perpaduan antara naskah dengan artwork dalam satu keutuhan. Menurut Bruce bendinger (2001) ada 6 jenis format layout yaitu :
a. The one linear ; format yang mengedepankan satu Headline yang menarik perhatian dengan satu foto atau gambar besar. Keunggulan dari format ini adalah ringkas padat dan sederhana, membuat pesan yang disampaikan dapat segera dibaca oleh pembaca. Namun kelemahannya format ini tidak bisa digunakan untuk beberapa produk yang memerlukan pesan detail seperti prosuk jasa keuangan, produk kesehatan (obat dsb) dan sebagainya.
b. The News ; adalah format yang digunakan untuk tujuan memberitahu konsumen tentang produk baru, atau pembandingan produk dengan competitor, atau demonstrasi tentang keunggulan suatu produk. Format ini bisa menggunakan humor atau juga dengan menggunakan uraian naskah yang detail.
c. The spiral ; identik dengan perputaran per spiral yang dinamis maka format ini merangkaikan pengulangan elemen “selling point” dari ujung ke ujung halaman. Umumnya naskah akan mengitari diseputar elemen visual
d. The story ; format ini bertujuan untuk mempengaruhi pembaca (konsumen) atau melibatkan pembaca dalam suasana yang dibuat dalam naskah iklan. Efektifitas dari format ini adalah penceritaan kesaksian “testimonial” naskah yang diikuti illustrasi visual tentang fakta yang dimaksud
e. The sermon ; adalah format yang bertujuan seolah-olah pengiklan memberikan “pengajaran” kepada audience. Format ini umumnya untuk iklan non profit namun juga cocok digunakan untuk menjelaskan naskah iklan asuransi, keuangan dan penjelasan mengapa konsumen terpuaskan akibat keunggulan suatu produk. Dominasi naskah akan lebih banyak diterapkan sementara foto dan illustarsi mengiringi hal-hal yang dianggap penting.
f. The outline ; Format ini digunakan untuk mengkomunikasikan komponen kunci pesan penjualan dengan menggunakan bahasa pernyataan yang luas dan bentuknya mirip gaya dalam penulisan berita atau artikel. Ada dua kategori format the outline yaitu yang pertama short outline biasanya menggunakan check mart atau bullet sebagai penunjuk poin penting pesan, sedangkan jenis yang kedua long outline penjelasan ke bawah cenderung menggunakan sub headline yang dikombinasikan dengan komponen visual seperti foto atau illustrasi lainnya.

Tipografi / Typeface
Tipografi adalah seni pengaturan huruf dan kemudian mencetaknya. Masing-masing huruf memiliki berbagi jenis atau style (typeface). Banyak rancangan typeface yang masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri yang mampu menggambarkan suatu perasaan yang menjadi pelengkap suatu gambar atau rangkaian kata-kata. Nama dari typeface umumnya diambil dari suasana atau jaman ditemukannya typeface tertentu.
Typeface dibagi dalam lima kategori dasar yaitu :
Roman ; typeface ini berakar dari tuklisan-tulisan yang terukir dalam dinding pada jaman Romawi kuno. Garis tebal dan tipis digunakan dalam melukiskan huruf ini ditambah coretan lembut pada setiap akhir coretan utama. Contoh dari huruf ini adalah Times New Roman, Garamond, Benguiat, Bakerville,
Sans serif. Juga dikenal dengan tipe gothic. Jenis huruf ini lebih simpel dan lebih jelas dibanding roman. Cirinya adalah coretan yang seimbang antara coretan utama dengan coretan lembut pada ujung huruf. Jenis huruf ini biasanya untuk menuliskan naskah display copy (headlines atau logo kecuali body copy). Contoh huruf ini adalah Antique Olive, Futura, Helvetica
Square serif ; adalah jenis huruf gabungan antara serif dengan san serif. Contohnya adalah Palatino
Script adalah jenis huruf yang mirip dengan tulisan tangan. Contohnya adalah Brush, Kaufman, atau Monotype Corsiva
Ornamental/order adalah jenis huruf yang seolah-olah coretannya terjepit, contohnya adalah poster Bodoni, Broadway

Selain jenis typeface kategori lain bila dilihat dari jenis bobotnya (weight) maka terdapat variasi Bold, normal, italic. Sedangkan besarnya ukuran huruf ditentukan dari :
a. Point, biasa disingkat “pt” sebuah huruf ukuran 72 point tingginya 1 inchi
b. Pica, satuan ini digunakan untuk mengukur lebar atau panjang garis, konversinya 6 pica sama dngan 1 inchi
c. Em, adalah ukuran luas sebuah type.
A
Selain bobot kategori lain dari typeface ini adalah ciri khas utama huruf yang disebut dengan Font. Kategorinya terbagi dalam :
Uppercase adalah huruf besar alfabet
Lowercase adalah huruf kecil alfabet
All caps istilah yang digunakan untuk penulisan semua kata dengan menggunkan huruf besar
U & IC (upper and lower case ) istilah untuk penulisan huruf pertama besar sedangkan lainnya menggunakan huruf kecil.

Tahapan layout dalan iklan
Ada lima tahapan dalam pembuatan layout desain iklan yang terdiri atas :
tahapan pertama yaitu thumbnail sketches adalah sketsa miniatur awal. Tahapan ini umumnya digunakan untuk memperkirakan posisi elemen visual dari produk dan naskah dalam bidang halaman
Rough layouts, adalah tahapan kedua atau disebut visualisasi. Berapa sketsa yang sesuai dengan rancangan ukuran sebenarnya tanpa ada penekanan perhatian pada keseluruhan wujud seperti belum adanya warna.
Semicomps adalah tahapan ketiga ketika posisi tulisan dan gambar sudah dimantapkan namun masih dipertimbangkan kemungkinan lain untuk didapat kesempurnaannya. Umumnya warna sudah diberikan dan umumnya tahapan ini digunakan untuk presentasi dihadaan klien
Comprehensive adalah tahapan keempat ketika desain secara keseluruhan sudah final atau selesai. Tahapan ini biasnya digunakan untuk mengkonfirmasi ulang pada klien tentang desain iklan yang ditawarkan.
Tahapan ke lima disebut sebagai mechanical stage yaitu pengubahan artwork secara manual dijadikan dalam bentuk cetakan menggunakan sistem komputer untuk melihat kesempurnaan pewarnaan. Tahapan ini adalah tahapan menjelang cetak dan umumnya digunakan sebagai printing plates/klise.

Bikin bodycopy yang asikk

Waah… sebenernya, ini bagian yang paling gampang dari copywriting! Hehe… bener. Soalnya yang diperlukan di bagian ini hanyalah kemampuan untuk crafting, crafting, dan crafting aja! Once you know the ‘rule’, you can do it! So di sini saya mungkin hanya akan ‘share that rule’ aja yach!Bodycopy atau juga disebut naskah iklan itu sendiri, sebenarnya merupakan penjabaran dari apa pun yang kita tulis di judul. Sehingga, kalimat pertama dari bodycopy haruslah mampu menjadi kalimat penyambung antara judul dengan isi iklan. Setelah itu, barulah silahkan dengan leluasa menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Setelah itu, tutup kalimat dengan ‘call to action’.. yaitu kalimat pembujuk agar pembaca mau melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan, seperti:“Silahkan ke kantor cabang terdekat”“hubungi kami sekarang juga”“mulai perhatikan sekeliling anda”dll. dsb…Namun ingat, dalam menulis naskah iklan, ada satu ‘peraturan wajib’ yang tak dikenali dalam seni penulisan lainnya. Yakni, gunakan bahasa yang sesingkat-singkatnya. Kata yang sependek-pendeknya. Tetap singkat, padat, namun tetap dapat menyampaikan pesan yang dikehendaki. Jadi, setiap kali setelah anda menulis naskah, lakukanlah editing, editing, dan editing! Singkat, jelas, padat, ringkas, itulah cirri naskah iklan sejati. Hilangkan kata sambung, hilangkan kata imbuhan, hilangkan kata yang tak perlu. Semakin lama anda menjadi seorang copywriter, akan semakin biasa anda mengedit. Dan akhirnya.. sulit menulis seperti seorang pujangga! Haha…Contoh:Berhadiah gelas cantik untuk setiap pembelian sabun X, bisa di edit menjadi:Gratis gelas cantik tiap beli sabun X (lebih ringkas, tanpa mengurangi arti kan??)Please dech... kita semua nyadar, bahwa iklan bukan karya seni yang ditunggu-tunggu kemunculanya. Iklan oleh banyak orang adalah ‘garbage’, ‘salesman’ yang datang tanpa diundang… langsung nangkring di hadapan kita dan mulai ngoceh. Siapa juga yang mau mendengarkan ocehan seorang salesman?? Jadi, sebisa mungkin kita berkata singkat, namun jelas; serta tetap dapat menyampaikan pesan yang kita ingin sampaikan. Kalimat yang bertele-tele dan ‘ngga penting’ hanya akan membuat iklan kita ditinggalkan.. yang pada akhirnya mubazir lah itu semua dana iklan yang telah dibelanjakan… rugi khan??

Darimana Ide datang.........

Sungguh ini suatu pertanyaan sulit. Sesulit seperti menjawab pertanyaan: gimana sih cara mendapatkan ide? Wah. Mungkin jawabanya bisa panjang sekali, dan personal sekali. Tapi.. sungguh tak adakah cara untuk memberi 'clue' sedikiiit… saja darimana para creator iklan mendapatkan ide-ide mereka? Sungguh tak adakah cara untuk mempelajarinya?Begini, Karena iklan adalah materi komunikasi, yang mengkomunikasikan keunggulan/manfaat produk kepada konsumenya (target audience & target market), maka semestinya ide bisa digali dari kedua arah…1. Dari produkSemakin banyak kita tahu mengenai produk, baik itu konsep penciptaanya, konsep penamaanya, cara membuatnya, kelebihan kekuranganya, manfaatnya, dll. dsb., maka akan semakin mudah bagi kita untuk menemukan ide. Dari pengetahuan paling sederhana hingga paling unik dari feature produk. Kalau perlu, coba dulu produk itu, istilahnya… milikilah 'experience' dengan produk itu! Sehingga kita tahu manfaat apa yang paling signifikan yang bisa kita dapatkan. Dan bukankah untuk manfaat itu pula konsumen akan membelinya??2. Dari target marketSemakin baik kita bisa mengenali target, semakin besar kemungkinan kita bisa ‘berbicara’ dan ‘membujuk’ mereka. Kalau bisa, cobalah mendeskripsikan target secara spesifik, termasuk kepribadian, like and dislike, dream, fear, hobbies etc. Coba bayangkan kita menjadi seperti mereka: apakah yang akan mempengaruhi mereka untuk mau mencoba dan membeli produk? Apakah saja yang menjadi pertimbanganya? Bagaimana kondisi psikologi target ketika melihat materi komunikasi kita? Apa saja media habbitnya dan kapan, serta dalam keadaan bagaimana ia menerima pesan kita? Lantas, bagaimana cara paling efektif untuk menarik perhatian serta simpatinya?Seringkali, pengetahuan mengenai kondisi psikologi dan social target market bisa menuntun kita menemukan ide-ide yang outstanding, namun efektif. Ya.. memang belum tentu materi itu akan menang penghargaan, sebab 'creative award' seringkali hanya menilai ‘materi kreatif’-nya saja tanpa melihat bagaimana dan kapan materi itu ditayangkan.. sehingga mampu menimbulkan efek yang membahana seperti yang diinginkan.Sebagai contoh, sebuah iklan sederhana berupa undangan (baik kata-kata maupun look-nya persis seperti undangan) untuk menghadari sebuah private exbition di suatu hotel mewah di Jatim. Yang membuat heboh, iklan itu berukuran double spread, ditaruh di halaman 2 dan 3 dari sebuah Koran terkemuka di Indonesia timur. Sebagai akibatnya, iklan ini menggeser rubrik berita utama ke halaman belakang. Pembaca banyak yang protes dan mengatakan betapa sombong brand tsb. dan sejujurnya, memang itu impact yang ingin didapatkan! Brand itu ingin di perceive sebagai barang super mewah yang hanya mampu dimiliki oleh para penguasa, yang mampu menggeser berita utama!

Ide Yang Baik...

Seringkali dalam review kreatif internal, anggota tim kreatif merasa frustasi lantaran ide-nya tidak juga ‘gol-gol’ alias diterima oleh CD-nya. Apa kurang kreatif? Apa kurang gila? Atau apa? Seperti apa sih ide yang dianggap ‘baik’ itu? Nah, saya akan mencoba menjawabnya walaupun mungkin CD lain punya criteria yang lain pula Biasanya, ide yang baik akan memenuhi criteria-kriteria sbb.:1. simple2. unique3. memorable4. relevant5. campaignable6. original1. Simple: Makin simple ide yang kita punya, makin mudah melakukan penetrasi ke otak audience. Sebab iklan hanya memiliki beberapa setik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu penyederhanaan isi pesan. Semakin sederhana isi pesan, semakin kreatif cara kita menyampaikanya. Simplicity pada hakekatnya adalah ‘strategi’ komunikasi yang kita pilih untuk kita tonjolkan di atas segala kelebihan brand dibanding pesaingnya.2. Uniqueness biasanya juga disebut sebagai iklan dengan ide yang ‘out of the box’, different, break the rule dll. ya, tentunya. Di tengah segala gegap gempita informasi yang diterima masyarakat saat ini, maka perlu cara-cara yang unik untuk mendapat perhatian dari mereka. Ingat, iklan tidak saja bersaing dengan sesama iklan, namun juga dengan berita, gossip dan beragam informasi lain. Unik kadangkala juga dijadikan ungkapan untuk ide yang dianggap cukup ‘original’ dan fresh.3. Ide yang baik adalah ide yang memorable, ide yang akan diingat karena keunikanya. Baik unik secara materinya itu sendiri (konsep iklannya), penempatan (strategi media), maupun perpaduan diantara semua factor (seperti media ambient dll.). Faktor ‘memorable’ ini menjadi penting ketika budget yang dimiliki bisa dibilang ‘mepet’ atau terbatas. Biasanya, iklan-iklan PSA/ILM sangat membutuhkan ide-ide yang memorable, supaya sekali lihat saja orang sudah aware dengan pesan yang disampaikan.4. Ide yang baik adalah ide yang ‘gila’ namun tetap relevan dengan fitur produk atau benefit brand. Ide yang baik adalah ide yang ‘on strategy’, menonjolkan benefit utama yang ingin disampaikan, bukan ide yang hanya kelihatan kreatif tanpa isi. Mungkin saja iklan demikian ini diingat orang, dicintai pemirsa, jadi favorit, tapi kalau ia tak bisa menyampaikan benefit produk sesuai strategi yang telah disusun, maka ide itu bisa disebut ‘sampah’. Dalam hal ini lah saya setuju dengan Ogilvy, bahwa ide yang baik adalah ide yang ‘menjual’. Maksudnya, ya yang sesuai dengan strategi yang kita telah canangkan.5. Ide yang baik juga haruslah ide yang bisa di 'extend into thousand of ideas!' Ide yang harus memiliki ‘core’ kuat agar bisa dikembangkan menjadi beragam series of ad. Contoh terbaik untuk iklan demikian adalah seri iklan ABSOLUT Vodka. Sumber :Nunu ridwan. naskahiklan.blogspot.com/

Bikin Headline yang efektif

Again and again and again and again….Hari ini writerku membuat headline yang ngga tahu ke mana juntrunganya! Padahal aku udah sering bilang berkali-kali, bahwa hanya ada dua macam headline!Headline which explain everythingIntriguing headlineTergantung pada tujuan kita. Kalau kita ingin audience membaca bodycopy, kalau kita punya banyak hal untuk diterangkan, maka gunakan intriguing headline. Headline yang bikin orang ‘gatal’ kalau ngga baca penjelasanya. Seni menulis headline seperti ini contohnya banyak, seperti:“People don’t read long copy anymore, here’s the reason why….”“Kembali ‘perawan’ tanpa biaya”“Tukang bajaj diculik Alien”Coba rasakan, bagaimana judul-judul itu membuat kita ingin tahu dan membaca lebih jauh. Pemilihan kosa kata serta gaya berbicara bisa banyak sekali, tergantung dari psikografi target audience kita, jenis produk, dan kondisi poleksosbudhankam saat itu.Nah, kalau kalau tidak – dan ini sering – lebih baik gunakan headline yang langsung aja, yang menerangkan apa yang kita maksud. Headline yang membuat orang ‘ngeh’ dalam waktu 2 detik! Itulah the magic of creating print ad.Ada banyak argument kenapa headline tipe ini paling sering digunakan:karena orang Indonesia belum punya ‘reading habit’ yang tinggikarena iklan hanya punya 2 detik untuk memberi informasi, dengan argument: orang membaca Koran/majalah/tabloid adalah untuk membaca artikel, dan iklan adalah materi yang datang tanpa diundang sehingga cenderung dilewatkan, sehingga dia harus bisa mencuri perhatian, mencuri waktu, dan mampu menerangkan apa serta siapa dia dalam waktu kurang dari lima detik!Jadi, manakah headline yang anda suka?Menulis untuk materi komunikasi pemasaran bukan maslah suka dan tidak suka, namun masalah mana yang lebih efektif untuk produk dan target tertentu!Sumber :naskahiklan.blogspot.com/

Jalan Pintas Dapet IDE

Pemain pemula di tim kreatif seringkali merasa kebingungan ketika mulai membuat suatu campaign. Dari mana harus mulai? Apa yang harus dilakukan? Apakah langsung membuat scetch, storyline dan script? Atau bagaimana? Dalam review pertama, seringkali finished script belum lah diperlukan! Sebab yang lebih penting adalah ide, ide dan ide! Konsep dan konsep! Nah masalahnya, binatang apa sih konsep itu??? Kok diributin amat??Seorang teman memberikan definisi yang cukup baik mengenai konsep: pemikiran terpadu (thorough thinking) untuk penyelesaian masalah. Hihi.. mungkin temen saya itu orang yang melihat bahwa hidup ini penuh dengan problema, sehingga selalu perlu solusi. Tapi menurut saya, konsep itu juga bisa berarti ‘pemikiran terpadu untuk menuju ke suatu tujuan tertentu’ (certain objective).Apa pun definisinya, yang penting bagi praktisi adalah: gimana mencarinya? Apa tips dan tehnik untuk mencipta konsep? Nah, mungkin urutan ini bisa menjadi clue yang membantu: 1. biggest issue against the brand2. concept statement3. slogan crafting4. campaign idea to conveyUrutan pertama adalah analisa, yang biasanya dilakukan dengan sangat komprehensif (oleh client service dept.) dengan analisa SWOT dll. dsb. Ya emang perlu sih. Tapi cobalah kita tangkap esensinya saja, coba tangkap isu terbesar yang dirasakan oleh konsumen pada saat itu. Itulah yang dilakukan oleh Neil French ketika mengkomunikasikan Panadol. Ia hanya peduli dengan isu yang berkembang saat itu: di mana orang harus menelan dua pil aspirin sekaligus untuk menghilangkan sakit kepala; fakta yang membuat orang seringkali berfikir..’kenapa sih ngga membuat obat yang lebih ampuh, sehingga kita tak perlu menelan dua pil?’ Nah, itulah yang dilakukan Panadol: menciptakan formula khusus agar orang cukup menelan satu pil saja.Yang kedua, yakni pembuatan concept statement, ini sebenarnya hanyalah bentuk pemikiran kita, yang nantinya harus di implementasikan dalam berbagai materi. Statement ini kurang lebih juga merupakan cerminan dari strategy yang dipilih, yakni yang merupakan WHAT TO SAY brand.Cara paling indah, tajam, dan kelak sangat bermanfaat bagi kampanye brand adalah penciptaan slogan yang memorable and unique. Untuk contoh kampenye Panadol, French menggunakan slogan yang sangat sederhana: one is enough. Ya, slogan memang seharusnya menjadi cerminan paling sederhana dari positioning brand.Setelah itu, ide eksekusi deh… apa saja sih cara yang paling unique and memorable untuk menyampaikan pesan ‘one is enough’ pada saat itu di tempat itu? Di sinilah kepekaan dan wawasan insan kreatif diperlukan. Mr French dengan jeli memotret slogan ‘one is enough’ itu dengan menampilkan sosok mirip George Bush dan anaknya, (lihat gambar di pojok kiri) yang sedang menggemparkan dunia dengan serangan ke Irak dan Afghanistan itu. Jadilah sebuah iklan yang simple, mengundang senyum, namun juga menyampaikan pesan produk secara sangat jelas: one is enough. Phew!

Creatting Brand Name

Seringkali client meminta 'agency' atau 'marcomm concultant' untuk membuatkan nama bagi produk mereka. Menciptakan nama, sepertinya sangat mudah. Tapi benarkah? Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Adakah logika di sana? Ataukah semua hanya berbekal pada feeling? 'Like and dislike'?Subyektivitas, memang tak sepenuhnya bisa dihilangkan, begitu pula 'like and dislike'. Seperti itulah kehidupan, bukan? Tapi, sebagai CW, tentunya kita harus mengusulkan nama yang rational, yang memiliki visi, asal-usul dan relevansi dengan produk.Seperti setiap pekerjaan dalam dunia periklanan, kita harus mengetahui latar belakang mengapa produk itu akan dibuat, siapa targetnya dan apa tujuanya. Setelah itu kita harus pelajari peta persainganya di pasar. Nama seperti apa saja yang sudah digunakan dalam kategori produk yang sama? Jangan lupakan 'tone and manner' yang harus dijaga agar sesuai dengan karakter produk. Kalau perlu, masukkan juga konsep produk dalam criteria penamaan.Sebuah penamaan, kadangkala dipengaruhi juga oleh problematika spesifik yang terjadi di pasar pada saat itu. Misalnya, suatu property yang tidak laku, kemudian dirubah nama serta konsep produknya agar bisa di re-'launch' dan dilirik pasar.Jadi, alternative pemberian nama bisa diambil dari segala arah, seperti:1. product content/ingredient2. product concept3. product location 4. product vision and mission5. specific problem6. customer’s dream7. customer’s preference8. market competition9. randomJangan pernah takut untuk membuat nama-nama yang aneh. Lebih baik membuat dulu ratusan nama, termasuk nama aneh, baru kemudian diedit menjadi beberapa puluh atau belasan untuk di 'present' ke client; daripada langsung membatasi diri pada saat pencarian nama. Ingat, otak kita tidak bisa diajak berfikir dengan dua system secara bersamaan. Ketika otak kita sedang kita ajak untuk berfikir kreatif, maka lepaskanlah sisi otak yang selalu berfikir logis dan kritis. Akan ada saat di mana fikiran logis dan kritis itu digunakan. Lebih baik membuat name studies sebanyak-banyaknya lalu minta partner atau boss anda untuk menseleksi dan memilih. Cara demikian akan menstimulir otak kita untuk menjadi lebih kreatif dan mampu menemukan ide-ide baru yang segar. Sumber : naskahiklan.blogspot.com/

Apa yang di maksud dengan production house (rumah produksi) atau lebih sering di sebut produksi iklan adalah suatu tim creatif yang membuat suatu promo iklan.promo acara (RE/Radio ekspose).PSA/ILM dalam bentuk audio untuk radio maupun audio visual untuk televisi.
Pentingkah Tim Creatif itu ada dalam Production House (PH)....?
Yang namanya Tim Creatif sangat penting banget dalam PH, tim creatif tersebut merupakan otak dalam pembuatan produksi periklanan,tim Creatif terdiri dari Creative Director,Pembuat naskah/copy writer,pengisi voice (suara),mixingman/operator produksi yang semuanya itu saling berkaitan satu sama lainnya apabila salah satunya tidak ada pasti dalam pembuatannya tidak akan maksimal.
Dalam seminar Penasthika Advertising Pernah di bahas oleh "Djito Karsilo" sebagai narasumbernya, seberapa pentingkah seorang Creative Director itu ada dalam PH...? Creative Director adalah seorang yang mempunyai ide-ide creatif dalam pembuatan naskah periklanan dan dia adalah seorang yang benar-benar Creatif yang bisa mensinkronkan ide-idenya dalam naskahnya maupun sound effect yang sesuai dengan naskahnya.Seorang Creative Director harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan timnya untuk membuat naskah yang sekreatif mungkin dan sesingkat mungkin sesuai durasi yang diinginkan dengan sasaran yang tepat serta harus tahu inti dari materi iklan yang mau di promosikan oleh pemasang iklan dan juga harus bisa membuat spot iklan semenarik mungkin sehingga output yang di hasilkan bisa optimal sehingga bisa mempengaruhi pendengar untuk tertarik untuk membeli produk yang di tawarkan lewat spot iklan tersebut.Lha inilah susahnya mencari Creative Director yang bisa mengarahkan timnya untuk membuat spot iklan yang bisa benar-benar menarik pendengarnya,mungkin kalau membuat spot iklan asal-asalan mungkin sudah banyak yang bisa tapi yang menarik & kreatif masih susah.Makanya Di Pinasthika Advertising Diadakan lomba pembuatan spot iklan, Promo Acara (RE) dan PSA/ILM yang di namakan 'Pinasthika Award ' untuk di semua media yaitu media radio,televisi maupun cetak semuanya itu mempunyai maksud & tujuan agar berlomba-lomba sekreatif mungkin dalam pembuatan spot iklan,Promo Acara (RE),dan PSA/ILM sehingga output yang di dapat publik bisa menerima iklan yang ditayangkan dengan baik sehingga dia bisa tertarik untuk membeli produk iklan tersebut sehingga pemasang iklan bisa puas dengan promo iklan yang ditawarkannya sehingga dapat berdampak mempengaruhi omzetnya tersebut.
Kalau Pendapat Mbak 'Merry Astari' Program Director Radio Gelora FM Kudus "(PD ku dulu waktu aku kerja di salah satu radio di Kudus) " mengatakan sependapat kalau harus ada tim kreatif di dalam PH tersebut dan itu harus ada dalam stasiun Radio permasalahannya ide-ide kreatifnya ada pada tim tersebut sehingga semua iklan,promo acara & PSA/ILM harus di buat semenarik mungkin sehingga stasiun radio bisa menarik pendengar selain program acaranya juga karena iklan.promo-promo acaranya sehingga pendengar tidak akan pindah channel.Menurutnya kalau membuat produksi iklan itu gampang-gampang susah maksudnya harus bisa membuat naskah yang sesingkat mungkin maksimal 60 detik sehingga kita membuat naskahnya bisa mengambil inti promo yang di tawarkan saja,susahnya lagi kalau formatnya dialog pasti perlu banyak penyiar yang harus mengambil voice dan harus bisa memilah-milah karakter suara penyiar tersebut yang cocok untuk iklan tersebut dan susahnya lagi kalau penyiarnya jam siarnya tidak sama kan harus menunggu penyiarnya datang,kalau dipaksa untuk datang sih bisa tapi nggak enak kalau tidak ada intensif tambahan untuk membuat iklan,dan satu lagi seorang Creative Mixman (Operator Produksi) adalah seorang yang paling penting dalam pembuatan produksi iklan dengan dialah semua kreatifitas mulai dari backsound,sound effect dan suara penyiar bisa termixing dengan baik tapi kreatifitas & hak ciptanya selalu tidak di hargai.
Dalam seminar Pinasthika Advertising juga di bahas oleh 'Djito Kasilo ' berapa sih gaji seorang Creative Director dan Timnya...?
Sebenarnya masalah gaji itu tergantung perusahaan yang mengelolanya masing-masing tapi garis besarnya harus besar mengingat tanggung jawabnya sangat besar dalam pembuatan iklan terlebih banyak ide-ide kreatifnya yang menarik sehingga perlu di hargai hak ciptanya dalam pembuatan spot iklan,PSA/ILM dan Promo Acara (RE).
Menurut Mbak Merry, dia juga sependapat kalau Creative Director & Timnya gajinya besar tapi kalau di stasiun radio di daerah itu tidak mungkin tahu sendiri kan omzet per bulannya kecil tapi dia punya solusi yang tepat yang intinya untuk menghargai kreatifitas & hak cipta Creative director & Timnya dalam PH yaitu di beri insentif/uang lelah dalam pembuatan iklan dengan cara pada saat marketing mengajukan proposal penawaran harus di cantumkan biaya produksi iklan misalnya biaya produksi satu spot iklan Rp.300 ribu biaya itu kita bagi misalnya masuk ke perusahaan 200 ribu dan sisanya 100 rb untuk tim creatif di PH, walau memang biaya itu kecil tapi bisa membuat mereka bersemangat untuk menambah kreatifitasnya karena mereka merasa di hargai hak ciptanya.
Anda sebagai Tim Creatif di Production House (PH) sependapatkah dengan ide tersebut....?

Creative Director, Perlu Kreatifitas Tinggi

Professions Wed, 29 Apr 2009 15:33:00 WIB
Seorang creative director biasanya diposisikan pada perusahaan advertising, media ataupun di industri hiburan. Posisi ini mengharuskan individunya dapat memberikan pandangan desain branding pada suatu produk dalam bentuk promosi secara professional pada kliennya. Menciptakan branding yang sesuai dengan gambaran dan keinginan klien dan juga produk itu sendiri, juga menciptakan image yang diperlukan atas suatu produk juga menjadi tanggung jawab seorang creative director.

Aspek penting yang diperlukan adalah menterjemahkan keinginan klien melalui strategi komunikasi dan mengembangkan pendekatan secara kreatif yang dikombinasikan dalam sebuah strategi promosi. Selain itu ia juga bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menstimulasi ide-ide kreatif dari siapapun yang masuk dalam tim kreatifnya. Biasanya dalam sebuah agen periklanan, timkreatif terdiri dari copywriters dan art directors. Sedangkan dalam sebuah perusahaan desain, teamworknya terdiri atas graphic designers dan computer programmers.

Tanggung jawab utamanya adalah pada hasil akhir dari sebuah pekerjaan kreatif. Karena itulah keberhasilan maupun kegagalan dari sebuah projek kreatif terletakdi tangannya. Tak hanya pujian yang bisa didapat namun juga segala kesalahan pun akan dibebankan padanya jika sebuah projek gagal.

Sedangkan kualifikasi untuk menjadi seorang creative director memang saat ini belum ada pedoman tertentu atas suatu latar belakang pendidikan yang perlu diambil. Namun sudah seharusnya mereka yang memegang posisi ini punya wawasan yang luas di bidang aspek teknis di dalam bidangnya, sehingga tak hanya di luar saja ia mengetahui namun lebih penting lagi adalah bagian dalam sebuah bidang yang didalaminya ataupun yang dibawahinya. Seorang creative directors yang sangat familiar dengan software grafik bisa dengan mudah menemukan sebuah strategi promosi dari sebuah brand yang tidak bisa 'dilihat' oleh pihak lain. Mudahnya meeka bisa menemukan pandangan lain dari sebuah strategi brand sehingga terlihat unik dan lain dari yang lain namun bisa memberikan sebuah 'statement' atas sebuah brand.

Sedangkan seorang creative director di bidang advertising biasanya merupakan hasil promosi dan keberhasilan dari seorang copywriter ataupun art director atau bisa juga seseorang yang punya kemampuan di kedua bidang tersebut ataupun dapat mengombinasikan kedua kemampuan tersebut. Sedangkan bagi creative directors yang cukup handal, kariernya bisa naik menjadi seorang executive creative director di mana pada posisi ini ia akan bertanggung jawab atas satu department secara keseluruhan, bisa juga dikenal dengan Chief Creative Officer. Sebagai seorang Creative Director, ia haruslah mampu tetap kreatif dan mempunyai pemikiran 'out of the box' sehingga tetap dapat stay creative dalam menemukan ide-ide baru yang mungkin sebenarnya sederhana namun inovatif dan mengena dengan tema advertising yang dimaksud juga sesuai dengan bujet yang dibuat.

Seorang Creative Director juga perlu punya kemampuan untuk menginspirasi para anak buahnya. Karena sebagai orang kratif bukan rahasia lagi, jika mereka adalah orang-orang yang punya karakter tersendiri, karena itulah seorang creative director tak hanya kreatif dalam mencari ide dan menuangkannya dalam sebuah karya namun juga harus 'kreatif' dalam menangani anak buahnya yang notabene adalah orang-orang kreatif juga yang punya karakter tersendiri.

Untuk menjadi seorang creative director memang bukan sebuah posisi dalam semalam, karena dia merupakan langkah dari seorang copywriter ataupun desainer grafis, karena itulah latar belakang komunikasi ataupun desain perlu dipunyai. Seperti misalnya seorang copywriter biasanya berlatar belakang sastra ataupun komunikasi. Namun untuk meraih posisi creative director adalah a later-in-career dari kumpulan pengalaman yang telah terbukti di lapangan. (gw, berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar